Thursday 5 December 2013

Angklung Caruk Banyuwangi


SEWA DAN RENTAL MOBIL BANYUWANGI  
ALAMSYAH HOMESTAY
CP : 085228292774 (AJIN)
Angklung Caruk

Kesenian dan kebudayaan Angklung memang sudah tidak asing lagi untuk kalangan kita bangsa Indonesia. Angklung ini merupakan kesenian asli dari Indonesia, ada beberapa jenis angklung yang tersebar, misalnya saja untuk daerah Banyuwangi terkenal dengan Angklung Caruk.

Kata “Caruk” yang berarti “bertemu” berasal dari bahasa Osing yang merupakan bahasa khas orang Banyuwangi. Pertemuan dua kelompok pemain angklung “panjak”(sebutan penabuh dalam bahasa Osing) dan mereka saling mengadu ketangkasan memainkan angklung, disebut dengan Angklung Caruk. Dua grup tersebut memainkan angklungnya bersama dan saling bersaing ketangkasan. Para pemainnya terdiri dari 12 sampai 14 orang. Instrumen musik terbuat dari bamboo dan memiliki empat jenis pertunjukan yaitu, angklung caruk, angklung tetak, angklung paglak, dan angklung Blambangan.

Penonton biasanya terbagi dalam 3 kelompok : dua diantaranya merupakan rival yang masing-masing mendukung angklung kesayagannya, sedang yang satu berpihak pada dua pemain angklung dan mereka ingin mengetahui secara keseluruhan permainan. Permainan angklung ini menjadi sangat meriah, dengan adanya dukungan dari masing-masing pendukung.

Asal Mula Kesenian Angklung Caruk
            Angklung Caruk merupakan salah satu dari beragam kesenian yang berkembang di Banyuwangi. Pada mulanya angklung digunakan oleh petani di sawah untuk melepas lelah disaat istirahat. Angklung diletakkan di atas sebuah pondok yang tinggi atau masyarakat menyebutnya “paglak”, sehingga disebut “angklung paglak”. Selain itu para petani juga gemar mengguunakan angklung di saat memanen sawah mereka sebagai iringan musik. Uniknya zaman dahulu seorang petani yang memanen sawah memiliki tradisi “ngersoyo” ( gotong royong), pemilik sawah yang memanen sawahnya dibantu para kerabat dan tetangga sehingga si pemilik sawah memberikan sebuah hiburan kepada orang-orang yang telah membantunya di sawahnya dengan angklung yang diletakkan di “paglak”. Biasanya penabuhnya hanya terdiri dari 2 sampai 3 orang saja. Instrumennya terdiri dari 1 angklung (yang mirip dengan angklung di Bali) dan gendang berukuran kecil. Sembari menabuh angklung penabuhnya juga menyanyikan gending-gending khas Banyuwangi. Dari sinilah angklung caruk terbentuk.

Angklung Tetak
Istilah tetak berasal dari bahasa yang berarti "menjaga di malam hari". Angklung tetak dapat menjadi alat yang digunakan untuk membantu jaga malam. Angklung tetak terkenal pada tahun 1950. Pada awal berdirinya angklung tetak tumbuh di desa Glagah, dan pada tahun 1974 telah lebih disempurnakan lagi, terutama dari segi irama.

Angklung Paglak
Paglak adalah gubuk sederhana yang dibangun di sawah atau di dekat pemukiman. Paglak dibangun dari bambu dan dibangun sekitar 10 meter di atas tanah. Jadi, jika seseorang ingin masuk ke dalam gubuk, ia harus memanjat untuk mencapainya.
Fungsi bangunan ini sebagai tempat untuk menjaga padi dari burung. Petani biasanya menjagas sawah sembari bermain alat musik angklung dalam paglak tersebut. Karena itu, seni ini disebut angklung paglak.

Angklung Blambangan
Angklung Blambangan merupakan improvisasi dari angklung caruk. Terdapat instrumen musik termasuk gong dan alat musik Gandrung.

No comments:

Post a Comment